Sekolah ini digagas untuk merespon kebutuhan dakwah kampus akan pembekalan yang memadai kepada kader-kadernya dalam ranah perang pemikiran (ghazwul fikri). Untuk menghadapi serangan pemikiran yang terus berkembang, dibutuhkan kajian dan pelatihan yang komprehensif sebagai perlawanan yang seimbang.
"Berdasarkan evaluasi dari pelaksanaan kajian dan workshop yang dilakukan ITJ, dirasa perlu bentuk pelatihan yg lebih intens untuk para aktivis dakwah kampus. Akhirnya sebelum Ramadhan kemarin, mendapat respon dari sejumlah LDK di Jakarta. Barulah kita menyusun rencana detil utk SPI ini," cerita ketua Litbang ITJ Pusat yang sekaligus dosen di SPI, Akmal.
Para peserta SPI angkatan pertama ini berasal dari para aktivis 11 lembaga dakwah berbasis kampus dan kemahasiswaan serta 5 Chapter ITJ di Jabodetabek. Peserta yang mendaftar kemudian akan diseleksi sehingga mencapai jumlah kuota 75 orang.
SPI sedianya akan digelar selama bulan September-November 2014, terdiri atas 12x perkuliahan (sekali sepekan) dan 4x Studium Generale. Selama mengikuti SPI, peserta juga akan mendapatkan tugas membuat karya-karya tulis setiap pekannya.
Pendidikan di SPI didesain khusus untuk melahirkan aktivis dakwah yang bukan hanya memiliki kepedulian akan bahaya ghazwul fikri, melainkan juga memiliki pengetahuan yang mendalam, kemampuan untuk menyampaikan pemikirannya masing-masing, dan keterampilan untuk mengembangkan kemampuannya sendiri secara otodidak. Melalui SPI, #IndonesiaTanpaJIL berkomitmen mengembalikan kejayaan peradaban Islam dengan membangun kembali tradisi keilmuannya.[im/zc]
0 komentar :
Posting Komentar