Islamedia - Kawans, sejenak membayangkan euforia berupa kegembiraan para sahabat Radhiyallahu Anhuma ketika sang Baginda Nabi Rasulullah SAW dengan wajah yang berseri memberitakan kabar gembira tentang diterimanya taubat Ka'ab bin Malik, Murarah bin Rabi’ah dan Hilal bin Umayah Al-Waqifi.
Kesabaran mereka dalam menerima iqab dari Rasulullah SAW berupa boykot dan penghilangan sebagian hak-haknya selama 50 hari berbuah manis, Allah SWT menerima taubat mereka (QS 9 : 117-119)
mereka tidak berpaling sedikitpun, surat bujukan untuk berkhianat terhadap Allah SWT dan Rasululullah SAW pun dicabik-cabik dan dibakar demi mendapatkan Ridho dan AmpunanNya. Dan kisah ini menjadi bagian penting pembelajaran tentang keteguhan, ketsiqohan, kesabaran tentang bagaiman menerima pahit manisnya keputusan qiyadah dakwah dan kisah ini abadi tertera dalam perjalanan ummat ini.
Kawans, Tidakkah kisah ini menjadi pelajaran bahwa bersabar itu jauuuh lebih baik, walaupun sesak dada ini dalam menerima sebuah keputusan, walaupun dunia seakan menyempit, tetap teguhlah bersama janji yang kau ucapkan, sehingga kita termasuk orang-orang yang dimaksudkan dalam FirmanNya:
"Dari antara orang-orang yang beriman, ada orang-orang yang benar dalam berjanji kepada Allah. " (Q.S, al-Ahzab: 23)
Dan kelak generasi sesudah kita akan mengenang hasil kerja kita, karena Allah SWT berfirman : 'Dan katakanlah (hai Muhammad), " Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang beriman akan melihat pekerjaanmu...." [QS At Taubah:105]
"Berjuanglah untuk kebaikan dan kebenaran, sepahit dan sesulit apapun. Bersatulah dalam jama'ah, sebenci dan sekecewa apapun, karena berjama'ah lebih baik daripada sendirian. Bangkitlah ketika jatuh dan jangan menyerah. Peganglah prinsip kita, slm itu benar. Bertaushiahlah setiap sa'at, agar saudaramu merasa memiliki dan dimiliki. Jangan tinggalkan yg dibelakangmu, tunggu dg kesabaran dan keikhlasan. ( Imam Hasan Al Banna)
Kesabaran mereka dalam menerima iqab dari Rasulullah SAW berupa boykot dan penghilangan sebagian hak-haknya selama 50 hari berbuah manis, Allah SWT menerima taubat mereka (QS 9 : 117-119)
mereka tidak berpaling sedikitpun, surat bujukan untuk berkhianat terhadap Allah SWT dan Rasululullah SAW pun dicabik-cabik dan dibakar demi mendapatkan Ridho dan AmpunanNya. Dan kisah ini menjadi bagian penting pembelajaran tentang keteguhan, ketsiqohan, kesabaran tentang bagaiman menerima pahit manisnya keputusan qiyadah dakwah dan kisah ini abadi tertera dalam perjalanan ummat ini.
Kawans, Tidakkah kisah ini menjadi pelajaran bahwa bersabar itu jauuuh lebih baik, walaupun sesak dada ini dalam menerima sebuah keputusan, walaupun dunia seakan menyempit, tetap teguhlah bersama janji yang kau ucapkan, sehingga kita termasuk orang-orang yang dimaksudkan dalam FirmanNya:
"Dari antara orang-orang yang beriman, ada orang-orang yang benar dalam berjanji kepada Allah. " (Q.S, al-Ahzab: 23)
Dan kelak generasi sesudah kita akan mengenang hasil kerja kita, karena Allah SWT berfirman : 'Dan katakanlah (hai Muhammad), " Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang beriman akan melihat pekerjaanmu...." [QS At Taubah:105]
"Berjuanglah untuk kebaikan dan kebenaran, sepahit dan sesulit apapun. Bersatulah dalam jama'ah, sebenci dan sekecewa apapun, karena berjama'ah lebih baik daripada sendirian. Bangkitlah ketika jatuh dan jangan menyerah. Peganglah prinsip kita, slm itu benar. Bertaushiahlah setiap sa'at, agar saudaramu merasa memiliki dan dimiliki. Jangan tinggalkan yg dibelakangmu, tunggu dg kesabaran dan keikhlasan. ( Imam Hasan Al Banna)
Esson Conr
0 komentar :
Posting Komentar