Akhir-akhir ini hampir tiap hari ada saja berita tentang pendukung kudeta yang mati menemui ajalnya. Terutama dari kalangan wartawan dan presenter siaran TV.
Bermacam model kematiannya. Tapi kebanyakan ditimpa penyakit yang tidak diketahui (majhul). Dalam kondisi segar bugar, tiba-tiba mati.
Tentu ketika memberikan dukungan kepada si zalim mereka berharap bisa menikmati hasil dukungannya dalam waktu yang panjang. Bahkan barangkali membayangkan akan hidup selamanya, atau tidak ingat akan mati sama sekali.
Namun sayang, orang yang didukungnya tidak memberikan manfaat apa-apa untuk mempertahankan hidupnya lebih lama, supaya dia bisa menikmati hasil jerih payahnya di dunia ini. Apalagi memberikan bantuan nanti di akhirat.
Hari ini (16/8) kita mendengar kematian Mustafa Husein, seorang ahli pembuat karikatur yang sangat membenci Presiden Mursi. Siang malam ia melancarkan hinaan dengan membuat karikatur pelecehan terhadap beliau. Kemudian ketika Fir'aun baru yang naik dengan cara kudeta berkuasa, ia justru membuat karikatur berbentuk pujian buatnya.
Kalau perbuatannya itu merupakan kebaikan dalam rangka menegakkan kebenaran, tentu ia mati dalam keadaan mengharapkan ganjaran kebaikan dari perbuatannya itu. Hanya Allah yang Maha Mengetahui ke mana tempat kembalinya.
Cukup kematian sebagai pelajaran, kata Rasulullah. Namun sayang, amat sedikit yang mengambil pelajaran hingga mereka tetap dengan perbuatan jahat yang biasa ia lakukan sebelumnya.
Semoga Allah memberikan balasan yang sesuai dengan amalannya. Dan ia dibangkitkan oleh Allah bersama orang yang didukungnya, serta dengan para pengagum yang seide dengannya.
Kemudian kita selalu memohon kepada Allah untuk diberikan husnul khatimah di akhir hayat, dengan terlebih dahulu menjalani kehidupan ini sesuai dengan yang diridhai-Nya.
(Zulfi Akmal, Kairo)
MAU PASANG IKLAN SEPERTI INI?
0 komentar :
Posting Komentar