Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selama ini paling getol menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebagai partai yang mengklaim partai wong cilik, PDIP merasakan kenaikan harga BBM hanya akan semakin menyengsarakan wong cilik karena efek kenaikan harga BBM pasti langsung berimbas pada kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.
Itulah yang dengan lantang disuarakan Rieke Diah Pitaloka, politisi PDIP, pada saat Presiden SBY akan menaikan harga BBM pertengahan tahun lalu. Bahkan Rieke menuduh kenaikan harga BBM adalah "Konspirasi Sistematis". Berikut kami kutip lengkap berita tahun lalu:
Rieke PDIP: BBM Naik untuk Rakyat atau Ada Konspirasi?
Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan para anggota dewan yang akan menyepakati pencabutan subsidi BBM untuk rakyat menuai berbagai kecaman. Seperti yang dilontarkan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka.
Dalam sebuah surat terbuka, Rieke mempertanyakan para anggota dewan yang bersikukuh ingin menyepakati pencabutan subsidi BBM.
"Apa yang membuat bersikukuh menyepakati pencabutan subsidi BBM dan mengalihkannya ke Balsem (Bantuan Langsung Semaput). Apakah kita lupa bahwa kita anggota Dewan Perwakilan Rakyat? Kita dipilih rakyat," ujar Rieke dalam surat yang diterima Liputan6.com, Minggu (16/6/2013).
Wanita yang pernah ikut bersaing dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat itu juga mempertanyakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang akan diberikan pemerintah sebagai solusi kenaikkan harga BBM. Hal tersebut, menurut Rieke, tidak menjamin rakyat Indonesia mendapatkan hidup lebih baik.
"Silakan cek apakah dengan kenaikan BBM dan BLT yang disalurkan para pemilih kita hidupnya jadi sejahtera? Dengan BLT apakah kesehatan, pendidikan dan ekonomi rakyat yang jadikan kita wakil rakyat hidupnya jadi lebih terjamin?" tambah Rieke.
Dia menambahkan, harga BBM nantinya akan naik juga akan memicu harga-harga kebutuhan pokok lainnya juga akan naik dan hal itu akan lebih membebani rakyat.
"Kita juga sama-sama tahu, kalau BBM Naik, ongkos transportasi naik, biaya produksi naik, harga-harga pasti naik, sementara penghasilan rakyat tidak naik," jelas anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP itu.
Terkait adanya sidang paripurna untuk mengesahkan kenaikkan harga BBM yang akan digelar besok Senin 17 Juni 2013, Rieke mengimbau kepada para anggota dewan untuk merenung dan mempertimbangkan keputusan-keputusan yang berpihak kepada rakyat. Dia juga meminta keputusan apapun yang akan dihasilkan oleh anggota dewan nantinya dapat menyelamatkan ekonomi rakyat.
"Anggota dewan yang terhormat, kita semua tahu, besok 17 Juni 2013 adalah Paripurna persetujuan APBN-P 2013. Kalau kita ikut maunya pemerintah subsidi BBM hanya 6 triliun berarti kita setuju harga BBM naik. Kalau kita alokasikan subsidi BBM 48 triliun artinya kita tidak setuju harga BBM naik. Malam ini kita punya waktu merenung bersama."
"Betulkah keinginan sebagian besar dari kita kurangi subsidi BBM (BBM naik) betul-betul karena pertimbangan untuk menyelamatkan ekonomi rakyat ataukah karena ada dari kita jadi bagian dari konspirasi sistematis akal-akalan kelabui rakyat untuk selamatkan ekonomi diri sendiri yang butuh dana untuk pemenangan 2014?" tutup Rieke. (Han/Riz)
*sumber: http://m.liputan6.com/news/read/614384/rieke-pdip-bbm-naik-untuk-rakyat-atau-ada-konspirasi
Nah, bagaimana dengan sekarang? PDIP dan Jokowi malah mendesak Presiden SBY untuk menaikkan harga BBM.
Wajar kalau Wasekjen PKS Fahri Hamzah menyindir konsistensi PDIP soal harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, yang diwacanakan bakal naik dalam waktu dekat. Dahulu PDIP paling ngotot menolak kenaikan, namun ketika Jokowi-JK ingin memerintah, malah mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menaikkan BBM.
Fahri menyebut, PKS tetap konsisten "bersama" PDIP untuk menolak kenaikan BBM. Bahkan saat menolak BBM dulu, PKS sempat diminta keluar dari partai pemerintah.
"Pokoknya kita ikut PDIP, tolak kenaikan BBM. PKS itu teman setia PDIP, makanya kita tolak kenaikan BBM," canda Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/8), seperti diberitakan merdeka.com.
Hari-hari ini konsistensi pembela wong cilik sedang dipertaruhkan. Dan apada akhirnya rakyat akan tahu, siapa yang benar-benar pembela wong cilik, dan siapa penipu wong cilik.
0 komentar :
Posting Komentar