Selamat Datang di WEB PKS Matraman, Berani Berkontribusi

Komnas HAM Jebak Novela Untuk Serang Kubu Prabowo-Hatta


Novela Nawipa, saksi Prabowo-Hatta asal Papua berhasil mengguncang dan menyadarkan publik seantero nusantara tentang kecurangan pilpres di sidang Mahkamah Konstitusi. Kubu yang berseberangan pun meradang. Namun kenapa Komnas HAM ikut bermain?

Pernyataan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai yang meminta kubu Prabowo-Hatta untuk menyudahi politisasi saksi mandat kubu Merah Putih asal Papua, Novela Nawipa, ternyata merupakan permainan politik kotor yang sengaja dilakukan Natalius untuk menjatuhkan kualitas Novela sebagai saksi.

"Saya menghimbau kepada tokoh politik, jangan memanfatkan Nowela dengan opini benar dan tidak benar saya kira itu,” ujar Natalius Kantor Komnas HAM, Jalan Laturharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, (17/8).

Natalius juga diketahui telah menjebak dan memaksa Novela untuk mengaku saat usai menjadi saksi di sidang MK, Novela tidak pernah mendapat ancaman dan tekanan dari pihak manapun.

“Bahkan seakan-akan adik ini berada dalam ancaman yang serius. Padahal kalau kami lihat kondisi di kampung, maupun di kondisi sendiri, tidak ada sesuatu yang serius. Tidak ada ancaman, tidak sebagaimana yang diceritakan teman-teman di media,” lanjut Natalius.

Tujuan Natalius adalah untuk mengelabui publik bahwa pernyataan kubu Prabowo-Hatta yang menyebut Novela mendapat tekanan usai memberi saksi di sidang MK adalah fitnah. Dengan demikian publik akan menilai pernyataan kubu Prabowo hanya mengada-ada.

Hal ini ditegaskan oleh Novela saat memberikan klarifikasi seputar kedatangannya ke Komnas HAM Minggu sore, (17/8). Ia mengaku secara terus terang jika kedatangannya ke Komnas HAM bukan untuk melapor, melainkan untuk bersilaturahmi dengan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai yang memang berasal dari satu daerah dengannya.

"Ditelepon oleh Bang Natalius Pigai karena sudah lama tidak berjumpa, bersua, bersilaturahim sebagai adik kakak yang satu kampung,” ceplos Novela saat ditemui dalam sebuah diskusi publik yang diadakan oleh Asosiasi Dosen Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (18/8).

Setibanya di kantor Komnas HAM, Novela terkejut karena banyak sekali wartawan yang telah berkumpul. Jelas Novela merasa jika dirinya telah dijebak oleh Komnas HAM.

“Eh tahu-tahunya saya sampai di sana kawan media sudah ada, malah digiring masuk ke sana, seolah saya ini dijebak," ujar Novela.

Selanjutnya Novela dan Natalius melakukan pertemuan tertutup di lantai tiga Gedung Komnas HAM. Saat itu Novela dipaksa oleh Natalius untuk mengakui terkait ancaman dan intimidasi yang ia terima saat ini.

Novela menjawab bahwa sebelum memberikan kesaksian di MK, ia tak dalam tekanan. Dan kondisi seketika berubah setelah dirinya bersaksi di sidang MK. Berbagai tekanan, teror, dan ancaman datang bertubi-tubi. Bahkan rumah tinggalnya pun mendapat teror.

"Informasi terakhir di Paniai, rumah saya, rencana mau dibakar. Keluarga lagi waswas," ucap Novela.

Namun Novela terkejut saat Komnas HAM mengungkapkan hal yang bertolak belakang dengan apa yang ia ucapkan. Komnas HAM melalui Natalius Pigai malah mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berada di bawah ancaman.

(berbagai sumber)


Share on Google Plus

About PKS Matraman JakTim

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar