Mempertanyakan Nasionalisme ala PKS
PKS adalah partai yang lahir di era reformasi. Di tengah krisis, partai yang di dominasi darah muda ini lahir dengan gagasan-gagasan yang mengkolaborasikan antara pendekatan agama dengan kebangsaan. Tak salah bila PKS hingga saat ini masih menggunakan Islam sebagai dasar partai.
Dalam kacamata saya, Islam sebagai landasan utama partai, secara sederhana bisa di artikan PKS ingin menempatkan Islam sebagai motivator dalam berkarya. Jika menggunakan Islam maka karya dan kerja mereka untuk bangsanya terhitung sebagai ibadah kepada Allah. Saya kira ini sumber militansi dan semangat kader-kader PKS.
Namun dengan dasar Islam ini justru banyak pihak meragukan Nasionalismenya. Bahkan ada tuduhan-tuduhan negatif bahwa PKS agar mengganti Pancasila dengan Dasar Islam. Sayapun prihatin dengan beberapa pihak yang menginginkan pembubaran partai dengan dasar Islam ini dengan alasan yang tidak begitu jelas. Karena sebenarnya Islam dan empat pilar kebangsaan adalah sesuatu yang tidak ada pertentangan di antaranya. Itulah yang saya pahami dari PKS, jika mereka mempertentangkannya tentu saja mereka tidak akan membuat sebuah partai.
Bagi saya Nasionalisme bukanlah sebuah teriakan NKRI harga mati, atau menempelkan dasar Pancasila sebagai dasar negara namun miskin pengamalan. Nasionalisme adalah pengamalan dan perjuangan, bukan slogan dan buka sila-sila yang di hafalkan. Betapa banyak partai politik dengan dasar Pancasila justru korup? Bukankah bangsa ini bisa merdeka bukan cuma karena teriakan merdeka, namun karena perjuangan para pahlawan ke medan laga dengan bertaruh nyawa. Nasionalisme adalah pengamalan bung bukan slogan.
PKS telah berusaha mengamalkan dengan baik sila-sila di dalam Pancasila dan terbukti dalam budaya politiknya. Saya mencoba membedahnya satu persatu agar kita bisa menilai secara obyektif. PKS telah menerapkan arti Nasionalisme secara dari hal yang paling sederhana dengan pengamalan sila-sila dalam Pancasila.
Sila -1 : Ketuhanan Yang Maha Esa
Saya kira sila ini tidak perlu banyak di perdebatkan. PKS memiliki kaderisasi yang sangat matang bahkan dalam konteks keagamaan mereka. Kader-kader mereka menjalankan pembinaan agama dengan sangat baik bahkan di evaluasi di tingkat partai. Amalan ibadah mereka di evaluasi di setiap pekan bahkan di bebankan hafalan Qur'an. Bangsa ini di perjuangkan dengan darah-darah mujahid dengan teriakan takbir bukan?.
Sila -2 : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap
PKS sangat kental dengan kegiatan kemanusiaan, di mana ada bencana di situ PKS hadir. Kepedulian inilah yang membuat partai ini masih tetap eksis meskipun minim dana dan banyak serangan yang bertubi. Dari Baksos ke baksos PKS mendekati masyarakat dan menyelesaikan permasalahan mereka. Masuk di daerah-daerah pelosok di tengah bencana banjir disaat tim SAR terlambat datang adalah sebuah cerita yang sudah sering kita dengar. Kerja kemanusiaan PKS inilah yang membawa PKS mendapatkan suara mengejutkan di tahun 2004 dan sekarang banyak di tiru oleh banyak partai.
Sila -3 : Persatuan Indonesia
Jarang sekali terdengar perpecahan di internal PKS. Kader sangat solid dan kuat. friksi satu dua tentu saja ada di tengah perpolitikan Indonesia saat ini, tapi PKS bisa di bilang partai dengan kader paling solid nyaris tanpa friksi di internal partai. Itulah persatuan. Jika dalam satu berdera saja tidak bisa solid, bagaimana saat bersama dengan pihak lain yang berbeda bendera?.
Sila -4 : Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Di tubuh PKS tidak di kenal "tuan besar" atau "nyonya besar" yang menguasai partai sehingga keputusannya menjadi mutlak. PKS menempatkan musyawarah sebagai penentu langkah politik mereka. Untuk itu PKS menggunakan majelis syuro sebagai majelis tertinggi dalam menentukan kebijakan-kebijakan penting. Seorang Anis Matta atau bahkan seorang Hilmi Aminudin tidak memiliki kekuatan apapun apabila tidak di dukung oleh kesepakatan musyawarah. Karena PKS adalah partai kader bukan layaknya perusahaan yang sahamnya di miliki oleh satu atau dua orang.
Sila -5 : Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
PKS sebagai partai kader telah membuktikan bahwa kader yang memiliki kekuatan utama bukan personal-personal. Partai bekerja dengan cara egaliter yang menempatkan musyawarah sebagai penguasa tertinggi. Semua memiliki hak dan kewajiban masing-masing yang harus di jaga.
Tentang kasus korupsi, memang PKS telah tidaklah bersih 100%. Bahkan Presiden PKS telah di vonis pengadilan meskipun masih sedang berproses untuk banding. Namun apabila kita baca statistik PKS adalah Partai yang lahir di Era Reformasi yang paling minim Korupsinya bahkan jika di bandingkan dengan partai-partai besar.
PKS Sebenarnya adalah Partai yang mengawali budaya kesederhanaan, jika di masa lalu anda pernah melihat buku berjudul "Bukan di Negeri Dongeng" anda akan diperlihatkan keajaiban yang pada saat itu sangat tidak mungkin terjadi. Bagaimana seorang anggota dewan pergi ke kantor hanya menggunakan motor buntut hingga di usir seorang tukang parkir dan banyak cerita lain. Sebenarnya hingga saat ini banyak anggota dewan yang hidup dalam kesederhanaan namun minim publikasi karena memang tidak dilakukan.
Tentu saja pemaparan ini hanya sedikit gambaran bagaimana partai ini mengamalkan Nasionalisme. Dan tentu saja akan banyak yang memperdebatkan dan mungkin tidak setuju dan mengangap ini hanyalah bualan. Tentu saja itu hak masing-masing untuk menilai. Tak apa, dalam momentum peringatan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 69 ini, Saya lebih memilih untuk mengatakan kepada mereka, jika anda mengaku lebih Nasionalis maka lakukanlah.
Arif Abu Musa
Politisi Jalanan Kota Semarang
*sumber: http://www.pkssemarang.org/2014/08/nasionalisme-ala-pks.html
0 komentar :
Posting Komentar